Malaysia Naik, Indonesia Turun di Ranking FIFA: Persaingan ASEAN Semakin Ketat

Kadonesia.com Berdasarkan data terbaru dari FIFA Ranking yang dirilis pada pertengahan Oktober 2025, posisi Malaysia mengalami peningkatan signifikan dengan menempati peringkat ke-118 dunia, naik dari sebelumnya di posisi 124.
Sementara itu, Indonesia harus rela turun ke posisi sekitar 122 dunia, setelah kehilangan sejumlah poin penting dalam dua laga terakhir.

Kenaikan Malaysia tidak lepas dari performa gemilang mereka di Kualifikasi Piala Asia 2027, di mana Harimau Malaya sukses menumbangkan Laos dalam dua pertemuan beruntun.
Hasil positif tersebut memberikan tambahan sekitar 13,3 poin dalam sistem penilaian FIFA.

Read More

Sebaliknya, Timnas Indonesia kehilangan sekitar 13,21 poin setelah menelan kekalahan dari Arab Saudi dan Irak pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dua hasil negatif itu membuat posisi Skuad Garuda harus tergeser dari rival tradisionalnya di Asia Tenggara.

Persaingan Ketat di ASEAN

Peta persaingan sepak bola di kawasan ASEAN kini semakin ketat. Selain Malaysia dan Indonesia, negara-negara seperti Thailand dan Vietnam juga menunjukkan perkembangan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data terkini:

  • Vietnam masih menjadi yang terbaik di Asia Tenggara dengan menempati peringkat 94 dunia.

  • Thailand berada di posisi 108 dunia.

  • Malaysia kini naik ke peringkat 118, disusul Indonesia di posisi 122.

Analis sepak bola Asia, Syahrul Razak, menilai bahwa perubahan peringkat tersebut menjadi bukti pentingnya kontinuitas performa di level internasional.

“Satu kemenangan bisa menaikkan banyak poin, tapi satu kekalahan juga bisa menjatuhkan peringkat dengan cepat. Konsistensi dan strategi menghadapi lawan kuat adalah kunci bagi tim-tim ASEAN untuk naik level,” ujar Syahrul.

Skandal Naturalisasi Bayangi Malaysia

Di tengah euforia kenaikan peringkat, Malaysia justru diterpa kontroversi naturalisasi pemain.
FIFA menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 12 bulan kepada tujuh pemain naturalisasi Malaysia akibat dugaan pemalsuan dokumen dan pelanggaran regulasi kelayakan pemain internasional.

Sebagai respons, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) segera menangguhkan Sekretaris Jenderalnya dan membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri praktik naturalisasi di tubuh organisasi.

Presiden FAM, Datuk Hamidin Mohd Amin, menegaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama penuh dengan FIFA.

“Kami akan memastikan seluruh proses naturalisasi berjalan sesuai hukum dan aturan internasional,” tegas Hamidin dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.

Meski demikian, Malaysia tetap mempertahankan poin ranking mereka, karena sanksi tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil pertandingan yang telah dijalani sebelumnya.

Indonesia Butuh Kebangkitan

Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menilai penurunan peringkat bukan hal yang perlu terlalu dikhawatirkan.

“FIFA ranking memang penting, tapi yang utama adalah performa dan persiapan menuju Piala Asia serta Kualifikasi Piala Dunia. Kami masih punya banyak peluang untuk memperbaiki posisi,” ujarnya.

Indonesia dijadwalkan akan menghadapi laga penting melawan Vietnam dan Filipina dalam jadwal berikutnya.
Dua kemenangan di laga tersebut berpotensi mengembalikan posisi Indonesia ke atas Malaysia di peringkat FIFA.

Beberapa pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, dan Rafael Struick diharapkan bisa menjadi motor kebangkitan Skuad Garuda dalam pertandingan-pertandingan mendatang.

Kesimpulan

Naik-turunnya peringkat FIFA antara Malaysia dan Indonesia mencerminkan persaingan ketat di sepak bola Asia Tenggara.
Konsistensi, strategi matang, serta regenerasi pemain muda akan menjadi kunci bagi Timnas Indonesia untuk kembali memperbaiki posisinya di kancah internasiona

Related posts