Kadonesia.com — Nama Jack Ma sudah dikenal di seluruh dunia sebagai pendiri Alibaba Group, raksasa e-commerce asal Tiongkok. Tapi di balik kesuksesan yang gemilang itu, ada kisah panjang penuh penolakan dan kegagalan yang jarang disorot orang. Yang membuat Jack Ma berbeda bukanlah kekayaannya, melainkan cara ia menghadapi kegagalan dengan hati yang pantang menyerah.
Jack Ma lahir dan tumbuh di Hangzhou, Tiongkok, pada masa ketika kondisi ekonomi keluarganya sangat sederhana. Ia bukan anak yang cemerlang di sekolah. Ia pernah gagal ujian sekolah dasar dua kali, gagal ujian SMP tiga kali, dan bahkan ditolak dua kali saat mendaftar ke universitas. Ketika akhirnya diterima, itu pun di kampus kecil yang tak begitu dikenal. Tapi satu hal yang tak pernah pudar dari dirinya adalah semangat untuk terus mencoba.
Setelah lulus, Jack Ma melamar pekerjaan ke mana-mana — dan hasilnya sama: penolakan demi penolakan.
Ia ditolak lebih dari 30 perusahaan, termasuk KFC, di mana dari 24 pelamar, hanya dirinya yang tidak diterima. Ia juga gagal menjadi polisi. Tapi bukannya menyerah, Jack Ma justru tersenyum dan berkata:
“Saya belajar dari penolakan. Penolakan membuat saya kuat.”
Inilah kekuatan sejati Jack Ma. Ia tak membiarkan kegagalan mendikte hidupnya.
Baginya, kegagalan bukan akhir perjalanan, tapi bagian dari proses menuju keberhasilan.
Tahun 1995 menjadi titik balik. Saat berkunjung ke Amerika Serikat, Jack Ma pertama kali mengenal internet. Ia bahkan tidak tahu cara mengetik cepat atau membuat situs web. Tapi di matanya, dunia digital adalah peluang besar yang belum dilihat orang lain. Ketika kebanyakan orang menganggap internet hanya untuk hiburan, Jack Ma melihatnya sebagai masa depan bisnis dan ekonomi global.
Dengan keyakinan itu, ia membangun Alibaba — sebuah platform sederhana yang kemudian tumbuh menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh di dunia.
Jack Ma percaya, teknologi seharusnya memperkuat manusia, bukan menggantikannya. Visi itulah yang membuat Alibaba bukan hanya bisnis, tapi juga jembatan bagi jutaan pelaku usaha kecil di Tiongkok untuk menembus pasar dunia.
Rahasia kesuksesan Jack Ma bukanlah keberuntungan, juga bukan kecerdasan luar biasa.
Yang membuatnya berbeda adalah keteguhan hati, keberanian mengambil risiko, dan keyakinan kuat pada diri sendiri, bahkan ketika dunia meragukannya.
Ia pernah berkata dengan kalimat yang kini terkenal di seluruh dunia:
“Hari ini kejam. Besok lebih kejam. Tapi lusa akan indah. Sayangnya, kebanyakan orang menyerah besok sore.”
Dan di situlah letak rahasia keberhasilannya —
Jack Ma tidak menyerah. Ia terus bertahan, menunggu “lusa” tiba, ketika semua kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil.
