Kadonesia.com, –Malam di Santiago Bernabéu berubah menjadi lautan putih ketika Real Madrid menuntaskan dendam lama mereka kepada rival abadi, FC Barcelona. Dalam duel penuh tensi bertajuk El Clásico, Los Blancos menang tipis 2-1, namun kemenangan ini terasa lebih besar dari sekadar tiga poin.
Pertandingan kali ini bukan hanya soal gengsi, tapi juga soal pembuktian. Madrid, yang sempat tertinggal dalam rekor pertemuan El Clásico beberapa musim terakhir, tampil dengan determinasi luar biasa. Dan di tengah semua sorotan, satu nama kembali bersinar — Jude Bellingham.
Sejak peluit pertama berbunyi, Madrid langsung menguasai permainan. Xabi Alonso, yang kini menukangi Los Blancos, menurunkan trio Bellingham–Tchouaméni–Valverde di lini tengah untuk melawan intensitas Barcelona.
Tekanan Madrid langsung membuahkan hasil. Menit ke-22, Kylian Mbappé memecah kebuntuan lewat tendangan keras dari dalam kotak penalti setelah memanfaatkan umpan cantik dari Bellingham. Bernabéu bergemuruh — Madrid unggul 1-0 dan terlihat percaya diri.
Namun Barcelona menunjukkan mentalitas juara. Melalui permainan cepat dari sisi kanan, Fermín López berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-38 setelah memanfaatkan kelengahan bek Madrid. Gol tersebut membuat babak pertama seolah akan berakhir imbang… sampai momen itu datang.
Lima menit jelang turun minum, Madrid mendapatkan sepak pojok. Bola yang memantul di depan gawang berhasil disambar Bellingham dengan kaki kiri — keras, akurat, tak terbendung. Gol!
Bernabéu kembali meledak. Skor berubah menjadi 2-1 dan sejak saat itu, nama Bellingham bergema di seluruh stadion.
Gol tersebut bukan sekadar angka tambahan. Itu adalah pernyataan: Bellingham bukan hanya gelandang muda potensial — dia kini jadi ikon baru Madrid, pemain yang bisa menentukan hasil di laga terbesar dunia.
Barcelona mencoba menekan di babak kedua. Pelatih Xavi menginstruksikan timnya bermain lebih vertikal dan agresif, namun lini belakang Madrid yang dipimpin Éder Militão tampil solid.
Menit ke-64, Madrid berpeluang memperlebar keunggulan lewat penalti yang didapat setelah pelanggaran terhadap Vinícius Júnior. Namun Mbappé gagal menaklukkan Wojciech Szczęsny, kiper Barcelona yang tampil luar biasa.
Ketegangan meningkat di menit-menit akhir ketika Pedri menerima kartu kuning kedua akibat pelanggaran keras pada Valverde. Barcelona pun harus bermain dengan sepuluh orang, dan peluang mereka untuk menyamakan skor pun menguap begitu saja.
Saat wasit meniup peluit panjang, seluruh Bernabéu berdiri. Pemain-pemain Madrid saling berpelukan, sementara fans bernyanyi memuja Bellingham. Kemenangan ini bukan hanya berarti tiga poin, tetapi juga bukti bahwa Madrid telah keluar dari bayang-bayang Barcelona.
Dengan hasil ini, Real Madrid memperkuat posisi puncak klasemen La Liga dengan keunggulan lima poin dari Barcelona. Sedangkan tim Catalan harus segera bangkit jika tak ingin tertinggal di perebutan gelar.





