Gara-gara Tolak Atlet Israel, Indonesia Ditekan IOC

Kadonesia.com — Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) secara resmi mengeluarkan pernyataan yang mendesak seluruh federasi olahraga dunia untuk tidak menggelar acara atau kejuaraan internasional di Indonesia. Desakan ini muncul setelah pemerintah Indonesia menolak memberikan visa kepada atlet Israel dalam ajang Kejuaraan Dunia Senam yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta bulan ini.

Dalam rilis resminya, IOC menegaskan bahwa langkah Indonesia dianggap bertentangan dengan prinsip fundamental Olimpiade yang menjunjung tinggi semangat non-diskriminasi terhadap atlet mana pun, tanpa memandang kebangsaan, agama, atau latar belakang politik. IOC menilai keputusan pemerintah Indonesia berpotensi mengancam integritas dunia olahraga internasional yang seharusnya bersifat netral dan inklusif.

Read More

“IOC menegaskan pentingnya menjunjung netralitas politik dalam olahraga dan memastikan semua atlet memiliki hak yang sama untuk berkompetisi di panggung global,” demikian pernyataan resmi IOC yang dikutip dari Reuters dan Business Standard, Kamis (24/10).

Reaksi Pemerintah Indonesia

Menanggapi desakan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan bahwa keputusan menolak kehadiran atlet Israel bukan bentuk diskriminasi, melainkan bagian dari komitmen politik luar negeri Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.

“Kami menghormati prinsip olahraga yang netral, namun kami juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan nasional dan menjunjung nilai kemanusiaan. Sikap Indonesia terhadap Palestina sudah menjadi bagian dari sejarah diplomasi kita,” ujar Juru Bicara Kemenpora dalam keterangan tertulis.

Pemerintah menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan matang, terutama menyangkut situasi geopolitik dan potensi ancaman keamanan di dalam negeri jika atlet Israel diizinkan masuk.

Reaksi Internasional dan Potensi Dampak

Langkah IOC memicu berbagai tanggapan dari komunitas internasional. Sejumlah federasi olahraga dunia menyatakan akan meninjau kembali rencana penyelenggaraan turnamen di Indonesia. Sementara itu, beberapa negara anggota IOC menyebut keputusan Indonesia bisa berdampak pada reputasi jangka panjang, khususnya dalam upaya menjadi tuan rumah berbagai event olahraga global.

Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara Asia dengan kemampuan penyelenggaraan event olahraga besar yang diakui dunia. Keberhasilan dalam Asian Games 2018, MotoGP Mandalika, dan sejumlah ajang internasional lainnya telah meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia olahraga. Namun, dengan adanya keputusan ini, pengamat menilai ada risiko penurunan kepercayaan dari komunitas olahraga internasional.

“Indonesia telah menjadi tuan rumah yang sukses dalam berbagai ajang besar, tetapi keputusan menolak atlet berdasarkan asal negara dapat menimbulkan persepsi negatif di kalangan federasi dunia,” ujar pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Dr. Aditya Pratama.

Menurutnya, jika tekanan dari IOC berlanjut, Indonesia bisa kehilangan kesempatan untuk menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi di masa depan, termasuk Youth Olympic Games atau Kejuaraan Dunia Multi-Cabang.

Dukungan dari Dalam Negeri

Meski menuai kritik internasional, di dalam negeri keputusan pemerintah justru banyak mendapat dukungan. Sejumlah organisasi masyarakat, tokoh agama, dan aktivis kemanusiaan menyambut baik sikap tegas pemerintah terhadap isu Israel. Mereka menilai langkah tersebut sejalan dengan konstitusi Indonesia yang menentang penjajahan dan mendukung kemerdekaan bangsa lain.

“Ini bukan soal olahraga, tapi soal kemanusiaan. Sikap pemerintah mencerminkan hati nurani rakyat Indonesia yang menolak penjajahan dan kekerasan terhadap Palestina,” ujar Ketua Komite Solidaritas Palestina Indonesia (KSPI), Ahmad Rasyid, dalam pernyataannya di Jakarta.

Posisi Sulit dan Langkah ke Depan

Situasi ini menempatkan Indonesia dalam posisi sulit — di satu sisi ingin mempertahankan prinsip politik luar negeri yang konsisten mendukung Palestina, namun di sisi lain dihadapkan pada tekanan komunitas olahraga dunia yang menuntut netralitas.

IOC sendiri menyatakan akan terus berkoordinasi dengan federasi olahraga internasional untuk memutuskan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan sanksi terhadap federasi nasional jika ditemukan pelanggaran terhadap Piagam Olimpiade.

Meski demikian, pemerintah Indonesia tetap berharap dialog dapat menjadi jalan tengah. “Kami terbuka untuk berdiskusi dengan IOC dan federasi olahraga dunia agar tidak terjadi kesalahpahaman. Indonesia tetap mendukung semangat olahraga damai dan persahabatan antarbangsa,” ujar perwakilan Kemenpora menutup pernyataannya.

Keputusan ini menjadi ujian diplomasi olahraga bagi Indonesia di panggung internasional. Apakah Indonesia dapat mempertahankan prinsip politik luar negerinya tanpa kehilangan kepercayaan dunia olahraga global — waktu yang akan menjawab.

Related posts