Kadonesia.com, – Warga di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, digemparkan oleh kemunculan gumpalan busa berwarna hitam yang melayang di langit sebelum akhirnya jatuh menutupi area persawahan dan pemukiman. Keanehan ini segera menjadi viral di media sosial dan mengundang perhatian instansi lingkungan setempat.
Apa yang Terjadi?
-
Menurut keterangan DLH Subang, pengaduan datang melalui media sosial kepada pihak Bupati. Tim Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup (PPLH) langsung diturunkan ke lapangan pada hari pertama setelah laporan diterima.
-
Warga yang berada di lokasi menggambarkan fenomena tersebut sebagai “busa” dengan karakteristik unik: warnanya hitam keabu‑abuan, bergerak seperti ditiup angin, lalu menempel atau jatuh ke tanah. Saat jatuh, beberapa warga melaporkan bau menyengat seperti limbah pabrik.
-
Kepala DLH Subang, melalui Cece Rahman (Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda), menyampaikan bahwa saat tim datang, gumpalan sudah tidak melayang di langit. Meski demikian, bekasnya masih bisa ditemukan di permukiman dan lahan persawahan.
Penjelasan DLH & Dugaan Sementara
-
DLH Subang menduga bahwa asal mula busa hitam ini berkaitan dengan kebakaran yang terjadi sehari sebelumnya di sebuah pabrik pengolahan oli bekas di wilayah Karawang. Gumpalan tersebut bisa jadi terbawa angin dan terdeposit ke wilayah Subang.
-
Pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (DLH Jabar) juga telah menurunkan tim untuk menelusuri lebih lanjut, termasuk melakukan pengecekan kandungan zat dalam busa hitam tersebut. Namun hingga saat ini belum ada hasil laboratorium resmi yang dipublikasikan.
Imbauan untuk Warga
-
DLH mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap fenomena serupa. Bila melihat benda atau gumpalan yang tidak biasa di langit atau menempel di tanah/atap rumah, segera laporkan ke layanan lingkungan setempat agar sampel dapat diambil dan dianalisis.
-
Untuk sementara, warga disarankan menghindari kontak langsung dengan sisa‑bersisa bahan hitam yang jatuh ke tanah, terutama bila timbul bau menyengat, hingga ada hasil pengecekan resmi dari DLH.
